Bertemu Kamu Pemilik Rindu
Hari ini aku terburu
Takjub dengan antrian di hadapanku
Seperti tak ada celah bagiku
Untuk turut berdiri di situ
Lalu tetiba
Mataku terpana
Jantung berdetak lebih cepat dari biasanya
Dan tanganku, bergetar entah mengapa
Benar, aku bahagia
Tapi sepertinya
Kamu lebih menangkap pucat pada rona
Ah,
Bisa-bisanya aku
Mengenali Kamu
Di keramaian tuan-puan itu
Bisa-bisanya aku
Menyadari keberadaan Kamu
Hanya dari perawakan punggungmu
Apakah sebegitu hebatnya aku?
Mengenali takdirku
Kamu, diriku
Diriku, Kamu masih sama
Tatapan itu masih sama
Masih seperti yang selalu ada
Terekam jelas di tempurung kepala
Menghampiri dan menyapamu
Adalah kebahagiaan bagiku
Melihat kekagetan di wajahmu
Adalah hal lain yang membuatku berpikir, ini lucu
Mengembang senyum kaku
Kita bicara tergugu
Saat kita membuka kata
Ada sergap bahagia, lingkup kecewa
Yang meningkari ruang di jiwa
Ini takdir kita
Berjumpa, tanpa ada bicara sebelumnya
Mungkin janji kita
Sudah terukir indah sebelumnya
pada kitab kala yang kering pena
Hanya, mengapa
Tatap yang bersahaja
Tak kulihat lebih lama
Selalu aku
Membalikkan badanku
Menatap langkahmu
Menjauh dariku
Selalu Kamu
Menangkap tatapku
Menghantar Kamu
Menghilang dari pandanganku
Kamu, hanya
Yang tak ragu aku pinta
Dari Pemilik Jiwa
Aku ingin dicipta
Dari rusukmu, hanya
Meski sekadar remah cipta
Cukup Kamu saja
Natar, 29 Desember 2012
07.52 PM
Aku memilih Kamu sebagai inspirasiku,
Hisna Cahaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar