Sabtu, 19 Januari 2013

Anak Medan yang Dua Malam Nggak Makan


Ini tentang anak Medan yang beberapa kali minep di rumah. Cowok. Baru lulus SMA. Beberapa hari lalu ikut tes penerimaan TNI. Tidak lolos. Kemaren siang pulang ke Medan.

Kami memperlakukan dia dengan baik. Kami berinteraksi  seperti keluarga yang lama nggak ketemu. Emak gw bahkan masakin dia makanan untuk buka puasa. Dia selalu makan dengan lahap, di rumah gw. Kakak gw bantu ngurusin pendaftarannya. Pokoknya kami nggak nganggep orang lain deh.

Tapi dua malam lalu, emak gw cerita yang membuat gw sedih sekaligus marah. Dia kost di rumah sebuah keluarga yang jauh. Abang, tunangan kakak gw, sudah ngasih uang 300 ribu ke yang punya rumah, untuk keperluan anak itu. Tapi satu malam sebelum tes, dia telpon kakak gw, bilang laper.

Satu malam, setelah dia tes tulis siangnya, dia telpon kakak gw, bilang laper lagi. Ternyata dari malam sebelumnya sampe malam setelah dia tes, dia belum makan sama sekali. Dan, nggak ada seorang pun di kost-an dia—yang notabene rumah sebuah keluarga— yang aware tentang hal itu.

Nggak ada tah yang sekadar basa-basi nanya, “Kamu udah makan belum?”.

Astagfirullahal’azim. Parah bener!

Tempat kostnya dia memang cukup jauh dari peradaban kota. Jauh dari warung makan atau tempat jualanan apapun.

Sekiranya tempat tesnya nggak terlalu jauh dari rumah gw, mending sehari-hari sampe hari tes, tinggal di rumah gw aja. Nggak bakal di sia-siain. Nggak bakal dicuekin. Nggak bakal kepaleran, pasti!

Tapi sebenernya gw marah juga sama dia. Kenapa dia sebodoh itu? Apa dia terlalu lugu? Kenapa nggak bilang dengan orang di sekelilingnya kalau dia laper. Padahal, kata emak gw, yang nganter dia tes tulis itu, seorang anak SMA, anak empunya rumah. Mereka kan sebaya, kenapa nggak ada obrolan “Saya laper, tolong sih anter cari makan dulu”. Kenapa???? Dasar Bodoh!

Gw pikir, anak itu perlu ditatar keperibadiannya, untuk sekedar speak up. Sekiranya dia supel bergaul dengan orang di sekitarnya, alangkah mudahnya cari makan, sebenernya. Sekiranya dia sedikit lebih cerdas berpikir, dia nggak mungkin kesasar, di tempat manapun, yang masih asing buat dia. Dia bisa sendirian ke mana-mana. Anak laki loh! Hey, punya mulut kan? Bisa nanya loh! Emak gw sampe ngelus dada cerita hal itu.

Gw bilang sama emak gw, jangan khawatir sama kami, anak-anaknya. Kami semua nggak ada yang sebodoh itu membawa diri. Kami nggak mungkin kelaperan sendirian di tengah keramaian yang asing sekali pun. Gw pastikan hal itu ke emak gw.[]

Natar 20 Januari 2013
6.14 AM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar