Jumat, 25 Januari 2013

D' Story about Nanjak Gunung Minggu


Alhamdulillah. Segala puji hanya bagi Rabb semesta alam atas kesempatan yang diberikan pada kami –gw, Bayu imut, Tomy, dan Heru— untuk kembali buat cerita tentang nanjak.

Jadi lebih seneng lagi buat cerita perjalanan Minggu lalu (20/1/2013) karena banyak juga yang kena “racun” nanjak. Beberapa teman sudah mulai tanya-tanya soal nanjak, bahkan pingin banget bisa diajakin untuk pendakian  selanjutnya (gaya..).

Well. Minggu pagi, kami bersepakat kumpul di Terminal Rajabasa, jam 7 pagi. Gw nggak nyangka, Bayu yang minta keringanan telat setengah jam, malah sudah “tegambuy” di terminal. Wkwkwkwkwk….

Gw agak nggak enak sama Bayu (boong dink) soalnya empat cewek kece yang gw janjikan ikut perjalanan kami, malah nggak ada satu pun yang ikut. Sebenernya cuma tiga cewek kece. Soalnya gw nggak terhitung, bukan hanya sebagai cewek kece, bahkan sebagai cewek pun gw tidak dihitung. Hahai..

Kita masih memberikan kesempatan bagi Sisil untuk ikut. Dia baru bangun tidur. Padahal itu udah setengah lapan pagi. Ditambah lagi, bangun siang di hari kelahiran? Waw banget ya Sisil (niat penyecemaran nama yang nggak baek :D)

Kita ngumpulin duit dan belanja logistik di Alfamart Rajabasa. Abis sekitar 150 ribu. Padahal Cuma untuk empat orang. Emang anarki banget itu. Ditambah lagi sarapan sebelum berangkat. Kayanya persiapan logistik lebih lebay daripada para tentara mau perang.

Eniwei, harapan jalan sama Sisil pupus di tengah jalan. Em.. gw ulang, harapan jalan sama Sisil pupus di pinggir jalan, kalo di tengah entar di tabrak kendaraan. Sisil memilih melanjutkan tidur dari pada jalan sama kita. Ya udah, jam 9 kita bertolak dari Terminal Rajabasa menuju Hanura. Naik mobil Damri. Ongkosnya lima ribu per orang.

Satu jam kemudian kita sudah sampai di gang, menuju Youth Camp, Taman Hutan Rakyat (Tahura) Wan Abdul Rachman, Hanura. Kita jalan menuju gerbang Youth Camp. Terus tracking ke air terjun ketujuh. Soalnya, di loket nggak ada  petugasnya.

Sekitar satu setengah jam kita sudah sampai di Air Terjun Curup Kuda. Itu yang paling tinggi. Ada beberapa anak SMP yang lagi mandi di sana, bersama senior dan gurunya juga. Ada rombongan anak sekolah dari Natar, yang nyampe Youth Camp bareng kita.

Waktu sampe di lokasi itu, gw terdiam cukup lama. Tomy berusaha mencari jalan darat untuk bisa naik ke atas tanpa melewati track yang di air terjun.

Air terjunnya tinggi banget. Tapi ada beberapa cowok yang climbing di situ dan berhasil sampe atas. Gw belum liat sih, ada cewek yang berani nyoba. Tapi semakin gw perhatikan air terjun itu, gw semakin yakin kalo gw bisa naik sampe ke atas, meski gw pake rok. Maka gw naik!

Waktu gw climbing, gw cuma yakin batu yang gw pegang dan gw pijak cukup kuat untuk menahan beban gw. Gw juga yakin tangan gw cukup kuat menahan berat badan gw yang mungkin hanya sepertiga beratnya Bayu :D

Meski ada akar-akar yang agak rapuh yang gw pegang, gw juga yakin kalo akar-akar itu cukup kuat menahan berat badan gw, barang 1—2 detik. Dan gw berhasil sampai di pertengahan air terjun. Tangan gw agak bergetar sedikit, waktu gw berdiri di situ. Gw sendirian. Gw cewek dan gw sendirian berpijak di situ.

Gw kembali melihat ke atas. Ada sekitar tiga cowok yang berhasil naik ke atas. Gw perhatikan track mereka. Gw coba. Agak ekstrim sih track itu, apalagi gw pake rok. Tapi, gw berhasil sampe yang paling atas. Alhamdulillah. Gw aja ngerasa keren banget, gw bisa sampe atas lewat track yang begitu. Nggak lama, Tomy muncul dari track yang berlainan. Kemudian, Tomy turun lagi ke bawah. Gw sendirian menikmati ketinggian. Gw liat Heru dan Bayu di bawah.

Beberapa menit kemudian Heru menyusul. Lewat sebelah kanan air terjun. Selanjutnya, Tomy dan Bayu datang. Lewat track yang dilewati Heru. Jadi, kami berempat berhasil berpijak di puncak Air Terjun Curup Kuda, Gunung Minggu, Hanura.

Sudah ngumpul gitu, selebihnya kita makan, ngobrol, foto-foto, terus balik dengan jalur yang berbeda. Biar nambah pengetahuan tentang track di situ aja. Seru deh.

Kita ketemu beberapa pendaki lain sih. Say “hai..” dan ngobrol-ngobrol. Mereka yang ngobrol, bukan gw. Haha..

O ya, sebelum pulang, saat mereka lagi pada solat, gw bayar uang masuk Youth Camp. Sebenarnya biaya masuk 3 ribu per orang. Tapi tiketnya belum ada. Jadi masih pake harga lama, dua ribu lima ratus dan tanpa bukti pembayaran.

For Your Information, kalo mau ke Youth Camp naik Damri, jangan pulang lewat dari jam 3 sore. Soalnya, Damri yang lewat sana cuma ada 3. Bolak-balik sehari cuma 3 kali. Dari Terminal Rajabasa, adanya 6.15, 7.30,  dan jam 11 siang. Dari Hahura, bus terakhir lewat jam 4 sore. Tapi kalau nggak ada penumpang dari Pasar Hanura, ya busnya nggak jalan. Sekian.

Happy Nanjak All :D

NOC, 22 Januari 2013
5.42 PM


Hisna Cahaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar